Itinerary Liburan 4H3M di Filipina - Part 1: Menyusuri Kota Tua Manila

By Wiradhini - May 17, 2020



Banyak orang yang tanya kenapa harus Filipina? Negara di Asia Tenggara yang bisa dibilang tidak terlalu populer untuk traveling jika dibandingkan Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Vietnam. Alasannya sih udah pasti ya TIKET PROMO.

Yap, untuk saat ini aku lebih fokus untuk traveling ke negara-negara yang terjangkau salah satunya dengan tiket pesawat promo. Maklumlah kan keuangan masih pas-pasan gini (lah malah curhat gini kan). Doakan saja setelah pandemi Covid-19, aku dan kamu semua bisa traveling ke negara-negara yang impian dimanapun itu. Amin!


Alasan mengapa pilih Filipina

1. Tiket promo

Sudah yang dijelaskan tadi di awal karena ke Filipina karena dapat tiket promo dari maskapai Cebu Pacific yang ngasih harga Rp 800 Ribu aja untuk pulang pergi (PP). Murah banget kan?! Biasanya aku pantengin informasi tiket promo ini di grup Facebook Backpacker International. Nah disitulah gudang info tiket promo sama flash sale, wajib join aja!

2. Sedikit pengetahuan tentang negara Filipina

Karena aku kerja di salah satu media traveling dan beberapa kali kerja sama client yang membahas pariwisata Filipina, jadi seengaknya ada sedikit pengetahuan yang aku punya. Ya walaupun nggak banyak banget, tapi ini berguna banget karena susah banget cari blog berbahasa Indonesia yang membahas tentang liburan ke Filipina.

3. Anti mainstream untuk wisatawan Indonesia

Dibanding negara tetangga Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam, Filipina bisa dibilang anti mainstream untuk wisatawan Indonesia. Tentu aja dong ini bikin aku penasaran untuk menjelajahinya.


Persiapan sebelum liburan ke Filipina (Manila dan El Nido, Palawan)

Q: Tiket pesawat ke Filipina ada apa saja?

A: Setauku untuk maskapai berbudget hanya ada Cebu Pacific tujuan Jakarta-Manila yang penerbangannya tengah malam yaitu sekitar jam 00.00 dari Jakarta dan sekitar jam 20.00 dari Manila. Jadi, ini bagus banget nih untuk memanfaatkan liburanmu di akhir pekan jika ingin ke Manila.

Q: Berapa lama jam perjalanan?

A: Jakarta-Manila lama perjalanannya sekitar 4 jam. Nggak kerasa kok karena penerbangannya malam.

Q: Cebu Pacific nyaman kah?

A: Sama kaya AirAsia, nyaman menurutku dan pramugari pramugaranya sangat ramah.

Q: Enaknya berapa hari liburan di Filipina?

A: Tergantung. Kalau hanya Manila, aku menyarankan 2 hari cukup karena tidak terlalu banyak wisata. Tapi kalau mau ke pantai seperti El Nido, Barocay, Coron, bisa 4 hingga 1 mingguan.

Q: Kenapa pilih Manila dan El Nido?

A: Tadinya mau Manila aja, tapi karena rombongan pada demen pantai jadi main ke El Nido, Palawan. Selain itu El Nido, Palawan bisa dibilang cukup worth it dan lebih murah dibandingkan Coron.

Q: Dari Manila ke El Nido naik apa?

A: Ada 2 cara. Pertama, naik pesawat langsung ke El Nido tapi mahal dan terbatas. Dan kedua, naik pesawat dari Manila ke Puerto Princesa (Ibu Kotanya Palawan), lanjut naik van ke El Nido sekitar 4 jam atau naik bus sekitar 6 jam. Dan kami  pilih cara kedua dengan naik pesawat Cebu Pacifi seharga Rp 600 Ribu pulang pergi (PP) dan lanjut naik van dibandingkan bus agar lebih cepat.

Q: Ada tips naik pesawat ke El Nido?

A: Lebih baik naik pesawat dari Manila pagi atau siang agar tidak terlalu malam di El Nido jadi ada waktu istirahat lama sebelum tur pulau. Kami salah pesan dan pilih penerbangan paling sore jadi sampai Puerto Princesa tengah malam dan dapat van terakhir dengan harga lumayan mahal dan sampai di El Nido subuh.

Q: Pesan van di mana?

A: Kalau dari Puerto Princesa lebih baik online karena lebih murah. Kalau dari El Nido lebih baik pesan di hotel tempat menginap saja karena bisa lebih murah dibandingkan via online.

Q: Apa bedanya Puerto Princesa dan El Nido?

A: Mereka sama-sama di Pulau Palawan. Puerto Princesa itu ibukotanya Palawan, dan El Nido adalah bagiannya sebagai destinasi wisata.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

DAY 1


Penerbangan dari Jakarta ke Manila masih beberapa jam lagi, tapi aku dan ketiga temanku memutuskan untuk menunggu beberapa jam di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Waktu itu tepatnya pukul 26 Februari 2020, Covid-19 atau corona belum terkonfirmasi masuk di Indonesia jadi bandara masih berjalan normal tapi banyak orang sudah mulai pakai masker sebagai bentuk pencegahan.

Awalnya kami khawatir karena nggak bisa check in online dan hanya bisa check in di tempat 2 jam sebelum terbang. Kenapa khawatir? Ya ini kan penerbangan internasional dan kami biasanya selalu check in online atau check in di tempat tapi beberapa jam sebelumnya biar nggak mepet banget. Ternyata pihak Cebu Pacific memang berbeda untuk penerbangan Jakarta-Manila.

Check in udah selesai dan kebetulan kami memang nggak beli bagasi karena cuma bawa ransel dan emang nggak niat mau belanja banyak jadi nggak butuh bagasi. Sekitar jam 10 malem kita check in lalu menunggu boarding. Sambil duduk, kami mengatur itinerary lagi dan beberapa plan karena diantara kami berempat belum ada satupun yang pernah ke Filipina.

Sekitar jam 00.00, akhirnya kita terbang ke Manila. Selama perjalanan 4 jam kami tidur terus karena capek habis beres kerja, bahkan turbulensi 2 kali yang terasa hanya 1 kali HAHA. Akhirnya kita sampai di Manila tepatnya Ninoy Aquina International Airport (NAIA) sekitar jam 5 pagi (GMT +8) waktu setempat dan langsung cari mushola. Menariknya, mushola di bandara ini nyaman lho dan lengkap ada sandal japit untuk wudhu dan mukena.

Beres shalat subuh, kami langsung mandi dan cari money changer yang ada di bandara dan jujur rate di sini bagus-bagus jadi kami tuker dollar di sini. Udah beres semua, kami langsung pergi cari makan di luar. Asli di sini kami bingung, walaupun udah pegang itinerary tapi kalau sama mereka tuh pasti itinerary selalu berantakan nggak jelas hehe.

Q: Lebih baik tukar uang Peso di Filipina atau Indonesia?

A: Filipina, tepatnya di bandara Manila. Alasannya ratenya bagus. Kalau saran aku sih bawa uang Dollar Amerika (USD) dari Indonesia lalu tukar Peso (PHP) di bandara karena rate USD itu bagus dan bisa lebih untuk dibanding tukar Rupiah.

Q: Beli sim card di mana?

A: Kebetulan kami beli 1 sim card By U! dari Indonesia dan udah dipaketin international roaming jadi tinggal pakai dan harganya Rp 95 Ribu untuk 7 Gb. Kami pakai 1 sim card untuk berempat dan kebetulan masih sisa. Oh ya kalau mau beli di Manila, aku saranin beli di Klook aja karena lebih murah daripada beli langsung di bandara.

Note: saat itu 1 Peso sekitar 290-an Rupiah, namun biar mudah kami hitung jadi 1 PHP = 300 Rupiah


Bandara Ninoy Aquina (NAIA) ke Baclaran

Setelah diskusi akhirnya kami memutuskan untuk naik bus umum dibanding Grab karena jauuuh lebih murah. Kami naik bus umum seharga 20 PHP yang sudah tersedia di depan pintu keluar bandara dan turun di Baclaran. Di sini kami langsung cari restoran Jolibee yang terkenal banget bahkan sering dijuluki sebagai KFC-nya Filipina. Enak nggak? Lumayan, masih enakanya KFC Indonesia menurutku.



Rizal Park

Dari Jolibee Baclaran kami lanjut jalan kaki ke stasiun LRT terdekat yaitu Stasiun Baclaran. Selama jalan sekitar 15 menit pemandangan kota di wilayah ini jujur sedikit kumuh dan banyak banget kabel listrik berantakan.

Q: Harga LRT Manila murah nggak?

A: Murah, tapi stasiunnya kurang terorganisir. Kalau kamu salah naik misalnya harusnya dari sisi kiri tapi kamu berada di sisi kanan, maka kamu harus menyebrang untuk naik ke pintu satunya dan ini terjadi di beberapa stasiun. PR banget sih kalau kejadian karena lumayan capek buat naik turun tangga.


Dari Stasiun Baclaran, kami akan pergi ke Rizal Park jadi naik LRT dengan biaya 20 PHP dan turun di Stasiun LRT United Nations. Untuk tiketnya kami beli yang satuan jadi biar lebih gampang dan nggak perlu refund.

Dari Stasiun LRT United Nations, kami harus jalan kaki sekitar 15 menit ke Rizal Park. Di kawasan ini kota Manila sudah terlihat bagus dan ramai dengan wisatawan. Istirahat sebentar sambil cari angin di sekitar taman cukup seger juga. Rizal Park sendiri adalah salah satu tugu yang sangat terkenal di Manila selalu muncul jadi salah satu rekomendasi destinasi liburan.


Intramuros

Udah puas, kami lanjut ke Intramuros. Mengandalkan Google Maps, kita jalan dan ternyata lumayan jauh sekitar 25 menit tapi it’s okay sih namanya juga jalan-jalan kan. Capeknya bukan ke jalan kaki sih tapi harus bawa ranselnya sih. Begitu sampai di Intramuros, kami bener-bener puas disuguhkan pemandangan kota dengan bangunan kuno. Berasa kembali ke tahun 1900-an dan areanya enak buat jalan kaki.
 
Mulai dari Starbucks, Gereja Santo Agustinus, dan bangunan lainnya semuanya bernuansa Spanyol. Lalu kami berhenti dan berfoto-foto di salah satu bangunan ala-ala istana yang gratis dan sebagai tempat penyewaan sepeda bambu. Karena waktu yang terbata, sayang banget kami nggak sempet keliling kota pakai sepeda bambu yang terkenal, hanya makan es krim seharga 50 PHP dan foto-foto pastinya.
 





Venice Grand Canal Mall





Dari Intramuros kami naik Grab ke Stasiun LRT United Nations seharga 111 PHP. Lanjut naik LRT dari Stasiun LRT United Nations ke Stasiun LRT Taft Avenue seharga 20 PHP. Dari Stasiun LRT Taft Avenue kami lanjut jalan kaki ke Stasiun MRT Taft Avenue karena jaraknya nggak terlalu jauh. Kami pilih ganti dari LRT ke MRT karena penasaran dan ternyata MRT Jakarta lebih bagus dari Manila. Dari Stasiun MRT Taft Avenue kami berhenti di Stasiun MRT Magallanes, stasiun terdekat ke Venice Grand Canal Mall dengan harga 16 PHP. 
 
Dari stasiun ke mall yang satu ini, kami lanjut naik Grab seharga 201 PHP dengan alasan karena jaraknya cukup jauh dan susah dijangkau sama transportasi umum. Sesampainya di Venice Grand Canal Mall, kami langsung duduk-duduk untuk istirahat dan makan siang di salah satu restoran dengan harga yang terjangkau. Mall satu ini memang terkenal dengan perahu ala Venice, tapi kami nggak naik perahunya karena lumayan mahal bagi kita yang pas-pasan ini.

 

Dari Venice Grand Canal Mall ke Bandara Ninoy Aquina (NAIA)

Karena kami sudah lelah dan ingin cepat istirahat lagi di bandara, jadi kami memutuskan untuk naik Grab Car lebih awal dengan harga 264 PHP karena takut macet. Btw, Manila bisa lebih macet dibandingkan Jakarta jadi kalian harus atur waktu aja agar nggak ketinggalan pesawat.

Akhirnya sampai juga di bandara, kami langsung cetak boarding pass dan menuju gate yang lumayan jauh. Tapi nggak apa-apa lah namanya juga traveling pasti capek. Untuk pemesanan tiket pesawat, kebetulan kami mendapatkan tiket promo dari Traveloka dengan maskapai Cebu Pacific seharga Rp 600.000 untuk tujuan Manila-Puerto Princesa, Palawan pulang pergi (PP). Tak terasa waktu menunjukkan sekitar jam 7 malam dan pesawat sudah siap, dan kami terbang deh ke Puerto Princesa.

Q: Untuk pesawat domestik Cebu Pacific apakah bisa check in online?

A: Bisa. Sepengalaman kami seluruh penerbangan Cebu Pacific dari Filipina bisa check in online.


Dari Bandara Puerto Princesa ke El Nido

Perjalanan dari Manila ke Puerto Princesa nggak terlalu sekitar 1 jam saja. Dan sekitar jam 8 malam kami sampai di bandara yang tidak terlalu besar. Saat di luar kami langsung disambut sama supir van yang menawarkan van mereka. Karena kami belum memiliki kendaraan karena pemesanan via online di atas jam 5 sore sudah tidak tersedia jadi harus pesan dengan supir tembak.

Q: Apakah harga supir tembak van bisa ditawar?

A: Nggak bisa sama sekali dan harga setiap van sama semua, jadi nggak perlu repot-repot untuk keliling dan nawar kalau itu van terakhir. Kami langsung setuju dengan harga yang dikasih mereka yaitu 700 PHP karena tidak ada pilihan lagi.


Dari Terminal El Nido ke Downtown

Nggak terasa semua penumpang tertidur nyenyak di van dan kami dibangunkan supir karena sudah sampai di terminal El Nido setelah menempuh 4 jam perjalanan. Dari sini, kami naik tricycle seharga 300 PHP untuk 4 orang. Beruntungnya tricycle ini bisa masuk ke daerah penginapan kami.

Kami sampai di penginapan sekitar jam 1 pagi dan langsung check in di hostel Sun Valley Inn dan bersiap untuk tur pulau.

Q: Kenapa harus Sun Valley Inn?

A: Harga murah dan banyak pilihan kamar. Kami pesan 1 kamar isi 4 orang seharga Rp 813.000 untuk 2 malam yang udah dipesen di Booking.com dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti jemuran, kamar mandi dalam, Wifi, AC, dan handuk.

Q: Dapat sarapan?

A: Enggak, hanya free teh atau kopi aja. Untuk sarapan murah kok misalnya saja seporsi roti tawar + telur hanya 110 PHP saja.

Selanjutnya:

Itinerary Trip Murah 4H3M di Filipina - Part 2: Tur Pulau El Nido, Palawan

Itinerary Trip Murah 4H3M di Filipina - Part 3: Menikmati Malam Kota Manila

 


  • Share:

You Might Also Like

1 komentar